Bila Anda sudah menikah dan ingin mendapatkan momongan, sebaiknya jangan biarkan keputihan tersebut berlanjut. Keputihan
yang berbau dan gatal bukanlah hal yang normal. Bila dibiarkan terus
terjadi tanpa diobati, bisa menjadi kronis dan menyebabkan infeksi naik
ke saluran reproduksi. Akibatnya tidak hanya rasa kurang nyaman, tapi
juga bisa jadi pemicu penyakit radang panggul.
"Keputihan kronis, keputihan yang kekuningan, bau dan gatal itu bisa naik ke atas, bisa menyebabkan infeksi di saluran reproduksi," jelas dr Gita Pratama, SpOG., MRepSc,
Cairan vagina normal memiliki ciri-ciri antara lain warnanya putih jernih, bila menempel pada pakaian dalam warnanya kuning terang, konsistensi seperti lendir (encer-kental) tergantung siklus hormon, tidak berbau serta tidak menimbulkan keluhan.
Ketika cairan yang keluar dari vagina sudah mengalami perubahan warna (menjadi putih susu, keabuan, hingga kehijauan), berbau, banyak dan disertai keluhan lain (seperti gatal, panas, dll) menunjukkan bahwa telah terjadi keputihan abnormal yang umumnya disebabkan karena infeksi pada saluran reproduksi oleh berbagai kuman, jamur ataupun parasit.
Penyakit radang panggul atau yang dikenal dengan Pelvic inflammatory disease (PID) adalah infeksi pada organ reproduksi wanita. Hal ini biasanya terjadi ketika bakteri menular seksual menyebar dari vagina ke rahim dan saluran kelamin bagian atas.
Terjadinya infeksi di saluran reproduksi menurut pria yang akrab disapa dr Tomi ini bisa berakibat buruk. Sebab, infeksi bisa menimbulkan luka yang akhirnya memicu reaksi imunitas dan menyebabkan jaringan parut. Nah, jaringan parut inilah yang akhirnya menutup saluran tuba dan menjadi penyebab infertilitas (ketidaksuburan) pada wanita.
Penyakit radang panggul atau yang dikenal dengan Pelvic inflammatory disease (PID) adalah infeksi pada organ reproduksi wanita. Hal ini biasanya terjadi ketika bakteri menular seksual menyebar dari vagina ke rahim dan saluran kelamin bagian atas.
Terjadinya infeksi di saluran reproduksi menurut pria yang akrab disapa dr Tomi ini bisa berakibat buruk. Sebab, infeksi bisa menimbulkan luka yang akhirnya memicu reaksi imunitas dan menyebabkan jaringan parut. Nah, jaringan parut inilah yang akhirnya menutup saluran tuba dan menjadi penyebab infertilitas (ketidaksuburan) pada wanita.
Selain itu, yang perlu Anda lakukan adalah menjaga kebersihan daerah vagina, yaitu:
- Sering mengganti celana dalam apabila berkeringat atau lembab
- Menghindari penggunaan celana ketat yang terbuat dari bahan yang tidak menyerap keringat
- Apabila ingin menggunakan panty liner pilihlah yang tidak mengandung pengharum dan tidak digunakan selama lebih dari 4-6 jam
- Menghindari penggunaan produk pembersih kemaluan yang dapat menyebabkan perubahan keasaman dan keseimbangan bakteri dalam liang kemaluan ibu
- Bila hendak membilas setelah buang air kecil, lakukanlah dengan arah dari depan ke belakang menggunakan handuk.